Apakah Pemberontakan Menyelesaikan Masalah..?! Nasehat Emas Al-Hasan Al-Basri rahimahullah
Pemerintahan Bani Umayyah pada masa Al-Hajjaj bin Yusuf terkenal penyimpangan, kedzaliman dan kekejiannya sehingga sebagian rakyatnya berusaha mengadakan pemberontakan yang dipimpin oleh AbdurRahman bin Muhammad bin Al-Asy’ats Al-Kindi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnul Al-Asy’ats (wafat 84 H / 704 M).
Al-Hasan Al-Basri rahimahullah ketika diajak ikut serta dalam pemberontakan Beliau menolak seraya memberikan nasehat yang amat sangat mulia dan sungguh patut untuk menjadi bahan renungan.
Beliau menasehatkan:
يا أيها الناس! إنه والله ما سَلَّط الله الحجاج عليكم إلا عقوبة، فلا تعارضوا عقوبة الله بالسَّيف، ولكن عليكم السَّكينة والتضرُّعَ.
Artinya:
“Wahai manusia! Sesungguhnya demi Allah, tiadalah Allah menjadikan Al-Hajjaj berkuasa atas kamu melainkan sebagai hukuman. Maka janganlah kamu melawan hukuman Allah dengan pedang, akan tetapi hendaklah kamu tenang dan tunduk merendahkan diri (bertaubat kepada Allah)”.
[Riwayat Ibnu Sa’ad dalam “Ath-Thabaqat” 7/164]
Inti nasehat Beliau, pemimpin itu adalah cermin masyarakat, jangan bermimpi mendapat pemimpin yang baik jika kita masih buruk, saling bermusuhan dan bertikai sendiri. Pemimpin yang buruk adalah diantara bentuk hukuman Allah kepada kita karena dosa-dosa kita. Hukuman Allah tidak bisa kita lawan dengan kekuatan, akan tetapi hendaklah kita bertaubat kembali kepada Allah dan memperbaiki diri kita. Inilah solusinya!
Mereka tidak mau mendengar nasehat Al-Hasan Al-Basri rahimahullah bahkan menuduh Beliau dengan berbagai macam tuduhan buruk dan tetap melakukan pemberontakan terhadap Al-Hajjaj bin Yusuf.
Hasilnya..?!
Para pemberontak itu binasa dan pemimpin pemberontak itu (Ibnul Asy’ats) tewas mengenaskan. Itulah hasilnya!
Hasilnya, mereka menyesal seraya mengatakan:
يا ليتنا كنا أطعناه، يا ليتنا كنا أطعناه.
Artinya:
“Aduhai, kiranya kami dahulu menaatinya, Aduhai, kiranya kami dahulu menaatinya”.
[Riwayat Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dalam “Az-Zuhud” 1/474]
Mereka menyesal karena tidak menaati nasehat Al-Hasan Al-Basri rahimahullah untuk tidak melakukan pemberontakan, akan tetapi nasi sudah menjadi bubur, sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna.
Para Ulama rahimahullah berdasarkan pengalaman mereka mengatakan bahwa pemberontakan itu tidak menjadikan agama tegak dan justru menghancurkan dunia.
Malang, Sabtu 19 Shafar 1438/ 19 November 2016
Akhukum Fillah
Al-Faqir @AbdullahHadrami